Selasa, 19 Juli 2011

Bagaimana Cara Menghilangkan Pengaruh Pelet

Bagaimana Cara Menghilangkan Pengaruh Pelet
Assalamu'alaikum wr. wb.
Pak Ustadz, saya punya teman wanita yang sedang menjalin hubungan dengan pria. Awal mula hubungan mereka, teman saya tidak suka dengan pria itu, tapi pria itu lalu memakai pelet untuk menaklukan hati teman saya (pengakuan langsung dari pria).
Sekarang hubungan itu sudah hampir 4 tahun lamanya. Keluarga teman saya tidak setuju dengan hubungan itu, karena keluarga teman saya juga sudah mengetahui kejadian yang sebenarnya, dan ada alasan lain yaitu status pendidikan (wanita tamatan kuliah pria hanya tamatan SLTP), selain itu si pria belum mempunyai pekerjaan tetap.
Saya pernah bertanya pada teman saya, kenapa dia cinta dan suka sama pria itu, teman saya menjawab bahwa dirinya mencintai pria itu karena Allah. Saya jadi kaget dengan jawaban itu, karena setahu saya kalau cinta karena Allah tidak seperti itu, sering berdua tanpa ada ikatan resmi pernikahan.
Pria itu pernah bilang ke saya, bahwa pelet yang ia gunakan untuk memelet teman saya sudah dicabut, setelah hubungan itu berjalan dua tahun. Saya ingin bertanya, bagaimana caranya menghilangkan pengaruh pelet tersebut, dan bagaimana cara menyadarkan teman saya dari pengaruh pelet, karena sampai saat ini keluarga teman saya belum setuju, terutama kakak dan ibunya? Kalau dari segi agama, teman saya cukup paham dan pria itupun cukup paham, hanya si pria lebih banyak unsur kejawennya dari pada agama Islam yang murni. Mohon penjelasannya.
Wassalamualikum wr. wb.
Syahid

Jawaban

Wa'alaikumsalaam wr. wb.
Saudara Syahid, pengakuan dari si pria yang menyatakan dirinya telah memelet teman anda, dalam Islam disebut dengan ikror (pengakuan). Kalau diteliti, si pria mengatakan itu tanpa tekanan dan gangguan jiwa, maka pengakuan itu bisa menjadi landasan hukum, bahwa orang tersebut benar-benar telah melakukan yang dalam Islam disebut dengan tindak pidana.
Ada beberapa poin, pertama, dari kesenjangan yang terjadi antara teman anda dengan si pria. Nampaknya memang, seperti pengakuan si pria bahwa cinta yang terjadi di antara mereka sangat tidak wajar, karena hasil dari pelet yang dilakukannya. Ditambah dengan tingkat pendidikan, tingkat pemahaman agama yang berbeda dan keluarga juga tidak setuju dengan hubungan itu.
Kalaupun mereka jadi menikah, biasanya ada perbedaan masa ketika mereka berpacaran dengan masa ketika mereka menikah. Pada masa pacaran, setan lebih banyak ikut andil, sehingga sampai hari ini setan akan aman-aman saja. Dan perbuatan buruk/setan akan kelihatan ketika mereka sudah menikah, karena pernikahan adalah sebuah kebaikan, maka setan akan lari dari kebaikan itu. Dan selanjutnya, keretakan besar akan terjadi.
Pengakuan dari si pria, bahwa peletnya sudah dicabut setelah 2 tahun hubungan mereka berjalan, mungkin saja benar. Tapi, mungkin juga dia dusta. Kalaupun dia benar mencabut, itu bukan jaminan kalau sihirnya sudah tercabut. Karena banyak sekali kami jumpai di lapangan, dukun-dukun yang mengaku sudah mencabut sihirnya. Bahkan si pasien yang dulunya memasang susuk ke salah satu dukun, kemudian oleh si dukun sudah dinyatakan sudah dicabut susuknya, tapi ternyata masih ada. Bisa jadi para dukun itu, tidak bisa mencabut sihirnya secara sempurna atau mungkin tidak mencabutnya, agar orang tersebut memiliki ketergantungan dengan si dukun.
Pengakuan teman anda yang mencintai si pria karena Allah, itu semua adalah salah. Sebab bisa jadi itu karena setiran dari si pria yang telah memeletnya. Seringnya mereka pergi berdua-duan, itu sudah jelas bukan cinta karena Allah dan hal itu jelas diharamkan oleh Allah SWT.
Pelet itu merupakan bagian dari sihir, cara untuk melepaskan pelet adalah dengan melakukan ruqyah syar'iiyah.
Untuk menyadarkan teman anda memang bukan hal yang mudah, karena menyangkut perasaan. Bisa jadi awalnya teman anda tidak menyukai pria tersebut, namun karena sering bertemu, akhirnya tanpa pelet pun teman anda memang sudah suka secara alami. Kalau memang sudah menyukai secara alami, maka teman anda harus membicarakan secara baik-baik kepada orangtuanya, serta meyakinkannya bahwa si pria ini adalah laki-laki yang baik. Tapi, kalau memang laki-laki itu dinilai tidak baik. Perbuatannya melakukan pelet, jelas menunjukan bahwa pria tersebut bukan pria yang baik, dan tidak cocok untuk para wanita-wanita sholehah.
Yang harus anda lakukan, melakukan dialog yang logis dengan teman anda dan keluarganya, dan sampaikan bahwa si pria mengakui perbuatannya, walaupun pelet tersebut sudah dicabut. Katakan pula pencabut itu berdasarkan pengalaman yang ada, biasanya dusta. Sarankan pada teman anda untuk melakukan ruqyah, sehingga teman anda mengetahui, bahwa apa yang terjadi terhadap dirinya adalah tidak wajar. Berikanlah nasehat pada teman anda, berikan juga masukan kepada orangtuanya bahwa untuk menyelesaikan masalah ini, tidak bisa dengan sikap yang keras, tapi dengan dialog yang baik. Semoga Allah memberikan kemudahan dalam masalah ini. Wallahu'alam
Wassalaamu'alaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar